Senin, 04 Juni 2012

Cara Artikulasi Bahasa Indonesia

 Cara Artkulasi Bahasa Indonesia
Penjelasan di atas ialah pendeskripsian bunyi-bunyi konsonan menurut daerah artikulasinya. Pada bagian bunyi-bunyi konsonan dideskripsikan menurut cara bagaimana bunyi-bunyi itu diartikulasikan. Pendeskripsian semacam itu diprlukan apabila kiat hendak membedakan antara beberapa bunyi yang ada dalam kategori yang sama. Mislanya, dapat dikatakan bahwa (t) dan (s) ialah bunyi alveolar tak bersuara. Bunyi (t) ialah salah satu seperangkat bunyi yang disebt hambat,  dan bunyi (s) ialah sekelompok bunyi yang disebut frikatif (Hardianto, 2009: 116).
Hambat, dari bunyi yang sudah disebut sebelumnya, kelompok bunyi (p), (b), (t), (d), (c), (j), (k), (g) dan (?) dihasilkan dengan menghambat arus udara yang keluar dari paru-paru, lalu dilepaskan dengan seketika. Jenis bunyi konsonan yang dihasilakn karena udara mendapat hambat diset hambat. Deskripsi bunyi lengkap (t) pada awal kat tahu adalah konsonan “hambat alveolar tak bersuara”, sedangkan bunyi (b) pada awal kata bius adalah konsonan “hambat bilabial bersuara”.
Frikatif, cara artikulasi diguanakan untuk menghasilkan kelompok bunyi (f), (s), (z), (x), dan (h) hampir melibatkan penghambatan arus udara dengan mengeluarkan udara melalui celah sempit, pada saat udara dihembuskan terjadilah bunyi desis yang dihasilakan dengan cara itu disebut frikatif.
Nasal, kebanyakan bunyi dihsilkan deengan udara hembusan melalui rongga mulut dengan anak tekak dinaikan sehingga mencegah mengalirnya udara melauli rongga hidung. Namun, apabila anak tekak direndahkan dengan arus udara mengalir melalui hidung menghasilakn bunyi (m), (n), (x) (nasal), bunyi itu disebut nasal. Kata-kata seperti maka, nasi, nyiur, dan ngarai diawali dengan bunyi-bunyi nasal bunyi (m) ialah “nasal bial” (n) nasal alveolar; nasal palatal dan bunyi (n) adalah bunyi nasal velar.
Getar, bunyi pertama pada kata rumah, dan rahasia adalah bunyi getar, bunyi (r) getar alvelar dibentuk dengan cara menaikan ujung lidah dan melengkingnya kebelakang gusi secara berulang-ulang menempel dan lepas dari gusi.
Lateral, bunyi (l) disebut dengan bunyi “lateral alveolar”. Dihasilakan dengan cara menempelkan udara melaui sisi lidah. Pada saat bunyi lateral dihasilkan pita suara bergetar. Contoh bunyi lateral itu ialah bunyi-bunyi yang pada awal kata latihan dan luput.
Semivokal, bunyi-bunyi (w) dan (y) dihasilkan sebagai bunyi transisi. Bunyi itu disebut semivokal. Untuk menghasilkan bunyi ,semivokal bilabial (w) kedua bibir didekatkan tanpa menghalangi udara yang dihembuskandari paru-paru

2.3.3  Fonetik Bahasa Muna 
  Berdasarkan pita suara,daerah artikulasi dan cara artikulasi bunyi-bunyi konsonan dalam bahasa muna dapat disajikan dalam bentuk bagan berikut
     DA
CA    Bilabial    Labiodental    Detal    Alveolar    Alveolar palatal    Velar    Glotal
Hambat B
TB
Pernas B
Implosif B    b (B)
p (p)
mb (mb)
mp (mp)       
t

4    D

nd
nt        g
k
ng
nk    ?
Afrikatif B
TB                ( j )
( c )           
Frikati B
TB
Prenas B    (b)   
F   

N   
s
ns        g   
h
Nasal B    M            N    n       
Lateral B
Getar B
Semifokal B   


W            I
r   


(y)       
Catatan: ruas yang diapit oleh tanda kurung adalah alofon dadari konsonan tertentu (marafad,1990:34) berdasarkan tabel diatas fonem konsonan Bahasa muna dapat diklasifikasikan sebagai berikut
/p/ hambat bilabial tak bersuara ,seperti:paso,dapo,puhe,
/b/ hambat bilabual bersuara,seperti berani ,bebe
/mp/ hambat prenasal bilabial tak bersutra , seperti:mpomana,kadampa
/m,b/ hambat prenasal bilabial bersuara ,seperti:lambu ,kambuse,mbolo
/b/ hambat implosif bilabial bersuara,bilabial bersuara,seperti: bhaguli,tobho,bhore;
/m/ nasal bilabial bersuara ,seperti: ama ,membe
/w/  semivokal bilabial bersuara, seperti:wewi,wangka,wulu
/f/ frikatif labiodental tak berswuara, seperti:mafu,fenu
/d/ hambat alveolar bersuara, seperti dhangku,medha,dhambu
/t/ hambat dental tak bersuara ,seperti:tolu,tombi,late,tola.
/d/ hambat imposif dental bersuara,seperti: dada, dan madaho
/nt/ hambatprenasal alveolar tak bersuara seperti :ndawu,punda, landa,;
/n/ nasal alveolar bersuara seperti nomi,leni,noa,lani’
/s/ terikat alveolar tak bersuara seperti sabo,suli,sampu,sepa
/ns/ frikatif alveolar besuara seperti;nunsu,lensi,sansara
/r/ getar alveolar bersuara,seperi:lambu,leni
/i/ lateral alveolar bersuara,seperti:kanda,keru,bhake
/g/ hambat velar hambat velar bersuara seperti: gholu, gege, ganda, galu,
/nk/ hambat prenasal velar bersuara, seperti: nggela, rungga,
/n/ nasal velar bersuara, seperti: ngari, ngara, nginda
/h/ frikatif glotal tak bersuara, seperti: hende, horo, hole
/g/ frikatif velar bersuara, seperti: nguse, gholu, ghato

Tidak ada komentar:

Posting Komentar