Senin, 04 Juni 2012

ASPEK ARTIKELB JULiiiii

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
    Pengertian Judul
Gedung Olahraga dengan Pendekatan Apliksai Masted Structure di Kota Kendari merupakan suatu bangunan tempat berlangsungnya kegiatan olahraga yang dapat diuraikan sebagai berikut :
    Perencanaan    :  Proses, pembuatan, cara merencanakan. (Kamus
   Besar Bahasa Indonesia  1988 : 741)
    Gedung        :  Rumah tembok terutama yang besar-besar,
bangunan rumah untuk kantor, rapat atau tempatv pertunjukan. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 135)
    Olahraga        :  Didefinisikan sebagai bentuk-bentuk kegiatan
jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan, dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal. (Buku pola dasar pembangunan olahraga (1984) dari kantor Menpora, dalam Tugas Akhir Eko Pramono, 2007 “MARINA SPORTS HALL” Sebagai Sarana Olahraga, Rekreasi dan Komersial di Kota Semarang.doc.pdf, 2011 :10)
    Pendekatan    : Suatu  usaha mendekati. ( Drs. Adi
Gunawan, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia, 2003 : 35 ).
    Aplikasi        :  Berkenaan dengan penerapan. ( Drs. Adi
Gunawan, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia, 2003 : 35 ).
    Masted structure :  struktur bertiang; merupakan bagian dari
struktur kabel yang diilhami oleh tuntutan bangunan berbentang lebar yang ringan, biaya rendah dan konstruksi yang tahan api, menggunakan prinsip jembatan dengan mengikat rantai atau kabel (sebagai rangka atap) pada kolom yang diteruskan ke atas. (http://akhmadart.blogspot.com/2009/11/struktur-shell-definisi-struktur.html, 2011)
    Kota Kendari :    Ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara.
Dari pengertian diatas, maka dapat diartikan bahwa Perencanaan Gedung Olahraga dengan Aplikasi Masted Structure di Kota Kendari adalah proses membuat atau merencanakan suatu tempat atau wadah berupa fasilitas olahraga yang menerapkan struktur bertiang atau masted strucrure di Ibu kota Sulawesi Tenggara.
    Tinjauan Terhadap Gedung Olahraga
    Sejarah Perkembangan Gedung Olahraga
Keberadaan gedung olah raga berawal dari didirikannya stadion (colloseum) untuk memenuhi kebutuhan fasilitas keagamaan dan social pada jaman Yunani. Pada masa itu, stadion biasanya berbentuk segi empat dan tidak beratap atau hanya beratap sebagian yaitu di atas tempat duduk penonton.
Pada jaman Romawi dikenal adanya ‘Amphitheater’ yang dapat dikatakan sebagai pengembangan bangunan stadion dan merupakan penggabungan antara teater dan fasilitas pertandingan. Berarti telah ada pemikiran penggunaan gedung olah raga untuk keiatan olah raga dan hiburan.
Seiring dengan kemajuan teknologi, sekitar abad 20 dapat dibuat gedung besar yang seluruhnya beratap yaitu Astrodome, Houston, Texas. Pemanfaatan gedung olah raga juga berkembang menjadi bangunan serba guna, dengan menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang. Gedung olah raga dimasa mendatang etrutama yang berada di pusat kota mempunyai kecenderungan untuk berperan sebagai wadah kegiatan multi fungsi mengingat pertimbangan pengoptimalan penggunaan lahan dan ruang yang terbatas.(sejarah-perkembangan-gedung-olah-raga.html.2011)
    Jenis Olahraga
Jenis olahraga secara umum dapat dibagi menjadi beberapa karakter, yaitu sebagai berikut :
    Karakter olahraga menurut media
    Olahraga darat
Merupakan olahraga yang diselenggarakan di darat. Contoh: sepakbola, basket, volley, badminton, tennis, cabang beladiri, angkat besi, sepaktakraw.
    Olahraga air
Merupakan olahraga yang diselenggarakan di air. Contoh: renang, loncat indah, poloair, dayung, ski air.
    Olahraga udara
Merupakan olahraga yang diselenggarakan di udara. Contoh: terbang layang, terjun payung.
    Karakter olahraga permainan
Olahraga permainan pada umumnya dimainkan dengan pemakaian peralatan / alat bantu, oleh dua kelompok atau lebih yang saling berhadapan. Contoh cabang permainan/cabang olahraga yang dapat diwadahi pada gedung olahraga yaitu:
    Cabang permainan. Contoh: sepakbola, futsal, volley, badminton, tennis, takraw.
    Cabang senam. Contoh: senam lantai, palang bertingkat, palang sejajar, kuda-kuda pelana, gelang-gelang, palang tunggal.
    Cabang Beladiri. Contoh: karate, taekwondo, pencaksilat, anggar, judo.
    Karakter olahraga menurut media lantai
    Media rumput. Contoh: sepakbola, golf, kasti, rounders, baseball.
    Tanah liat. Contoh: tennis lapangan, balap kuda.
    Lapangan keras. Contoh: tennis lapangan, volley, bolabasket, futsal.
    Meja. Contoh: tennis meja.
    Berdasarkan sifat ruang
    Olahraga indoor
Olahraga indoor adalah olahraga yang dilakukan di dalam ruangan. Contoh : bola voli, bola basket, badminton, tenis meja, senam, tinju, futsal, pencak silat, karate, taekwondo.
    Olahraga outdoor
Olahraga outdoor adalah olahraga yang dilakukan di luar ruangan. Contoh : atletik, sepak bola, volley pantai. (Tugas Akhir Eko Pramono, 2007 “MARINA SPORTS HALL” Sebagai Sarana Olahraga, Rekreasi dan Komersial di Kota Semarang.doc.pdf, 2011:11-13)
    Indetifikasi Kegiatan Dalam Gedung Olahraga
    Unsur-Unsur Pelaku Dan Sifat Kegiatan
Unsur-unsur pelaku dan sifat kegiatan yang terjadi dalam fasilitas olahraga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
    Pelaku Kegiatan
Sebagai bangunan umum yang dapat digunakan oleh semua orang, maka manusia yang terlibat didalamnya sebagai pelaku dibedakan atas :
     Olahragawan / atlet
     Masyarakat/penonton
     Pengelola
     Wartawan
    Sifat Kegiatan
    Kegiatan Olahraga
    Kegiatan pelatihan
Kegiatan ini meliputi kegiatan teori dan latihan permainan. Kegiatan teori adalah kegiatan pembinaan dalam rangka meningkatkan prestasi olahragawan. Sedangkan untuk latihan permainan merupakan penerapan latihan stamina maupun teknik dari para olahragawan.
Kemampuan teknik dan strategi dilakukan di lapangan untuk meningkatkan kerjasama tim dan disiplin pemain pada posisi masing-masing.
    Kegiatan kompetisi
Kegiatan kompetisi merupakan kegiatan untuk meningkatkan prestasi yang dicapai, baik yang dicapai dalam lingkup local, regional maupun internasional.
    Kegiatan Non Olahraga
Kegiatan non olahraga ini dapat dibagi menjadi:
    Kegiatan Pelayanan dan Pengelolaan
Kegiatan pelayanan antara lain berupa pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelola fasilitas olahraga kepada pengguna yang meliputi administrasi, mengontrol pengunjung, pengendalian, publikasi, operasional, utilitas, elektrikal dan kegiatan pelayanan yang lain.
Kegiatan Pelayanan, antara lain berupa pelayanan tiket, informasi, pelayanan dan perlengkapan. Kegiatan pelayanan berfungsi untuk mengontrol para pengunjung, olahragawan dan pengelola.
Kegiatan Administrasi, terdiri atas kegiatan umum, pengendalian, koordinasi, publikasi kepanitiaan.Kegiatan Penunjang merupakan kegiatan yang menyuplai kebutuhan gedung olahraga.
    Kegiatan Atlet
Kegiatan atlet ini merupakan kegiatan yang sudah diatur oleh pengelola supaya tidak terjadi pemakaian fasilitas olahraga pada waktu yang bersamaan.
    Kegiatan Penonton
Kegiatan penonton juga diatur oleh pengelola supaya tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaan fasilitas lain, seperti; untuk pameran, internet, entertainment, serat fasilitas lainnya.
    Perwadahan Kegiatan dan Pengelompokan Kegiatan
Perwadahan kegiatan untuk pelaku dan sifat kegiatan, antara lain terbagi atas :
    Kegiatan Latihan
Kegiatan pelatihan merupakan kegiatan pembinaan untuk mencapai prestasi olahraga yang diinginkan. Unsur yang terlibat dalam kegiatan latihan adalah atlet, pelatih, dan pengelola.
    Kegiatan Pertandingan
Kegiatan pertandingan merupakan kegiatan untuk mendapatkan prestasi yang dilakukan secara bertahap atau sewaktu-waktu atau untuk even-even tertentu. Unsur-unsur yang terlibat dalam kegiatan pertandingan adalah atlet, wasit, pelatih/ofisial, pengelola dan penonton.
    Kegiatan Kompetisi
Macam-macam olahraga kompetisi antara lain bulutangkis, bola voli dan bola basket. (Tugas Akhir Eko Pramono, 2007 “MARINA SPORTS HALL” Sebagai Sarana Olahraga, Rekreasi dan Komersial di Kota Semarang.doc.pdf, 2011:15-16)
    Klasifikasi Gedung Olah Raga
    Berdasarkan tipenya,  gedung olahraga dibagi menjadi :
     Type A, menyediakan minimal:
    1 lapangan bola basket
    1 lapangan bola voli
    5 lapangan buku tangkis
    1 lapangan tennis
    Ukuran minimal hall : 50 x 30 dengan tinggi 12,5 m
    Kapasitas penonton : diatas 3.000 orang
    Type B, menyediakan minimal:
    1 lapangan bola basket
    1 lapangan bola voli
    3 lapangan buku tangkis
    Ukuran minimal hall : 32 x 22 dengan tinggi 12,5 m
    Kapasitas penonton : 1000 - 3.000 orang
    Type C, menyediakan minimal:
    1 lapangan bola basket
    1 lapangan bola voli
    Ukuran minimal hall : 24 x 16 dengan tinggi 9 m
    Kapasitas penonton : 1000 orang.
    Berdasarkan skala pelayanannya, gedung olahraga dibagi atas:
    Skala Nasional
Fasilitas olah raga ini menampung atau melayani kegiatan-kegiatan di antaranya kompetisi utama, pertandingan, latihan dan mengajar dengan standar internasional seperti PON, Sea Games, dan sejenisnya. Contoh : Gedung Istora Senayan Jakarta
    Skala Regional
Fasilitas olah raga yang melayani satu atau beberapa daerah dengan populasi sebesar 200.000 sampai dengan 350.000 penduduk dan merupakan fasilitas pelengkap di suatu daerah atau wilayah. Contoh : Gelanggang Olah Raga Penjaringan, Gelanggang Olah Raga Grogol.
    Skala Lingkungan
Fasilitas olah raga yang melayani satu lingkungan, dalam hal ini lingkungan pemukiman dengan populasi 2.000 sampai dengan 10.000 orang, dan biasannya disediakan dalam suatu kompleks perumahan sebagai satu pelengkap sarana. Contoh : Kelapa Gading Sport Club di kompeks perumahan Kelapa Gading. Bimantara Sport Club di kompleks perumahan Green Village. Persada Sport Centre di kompleks AURI Halim.
    Skala Sekolahan
Fasilitas olah raga ini melayani olah raga di suatu sekolahan, biasanya berbentuk aula, serbaguna dan dapat berbentuk lapangan terbuka serta digunakan hanaya untuk latihan olah raga standar saja.
    Skala Khusus
Fasilitas olah raga yang menangani olah raga jenis tertentu yang sifatnya komersial atau yang diperuntukkan khusus bagi penyandang cacat, biasanya dibentuk oleh pihak swasta. (sejarah-perkembangan-gedung-olah-raga.html.201, Posting By : Sebastian)
    Ditinjau dari tipe bangunannya, gedung olahraga di Indonesia dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan Keputusan Menteri Pemuda Dan Olahraga (1986), yaitu :
    Tipe A atau Utama
Gedung olahraga tipe A atau utama ini memiliki fasilitas – fasilitas sebagai berikut :
    Gedung serbaguna yang dapat digunakan untuk football, basket (termasuk di dalamnya kamar ganti dan toilet).
    Gedung serba guna yang dapat digunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian (termasuk di dalamnya ruang pentas, ruang rias, kamar ganti dan toilet).
    Gedung diklat
    Rumah petugas jaga
    Lapangan terbuka serbaguna
    Kolam renang
    Kantor pengelola
    Kapasitas jumlah penonton 3.000 – 5.000 orang.
    Tipe B atau Madya
Gedung olahraga tipe B atau madya  ini memiliki fasilitas – fasilitas sebagai berikut :
    Gedung serbaguna yang dapat dugunakan untuk futsal, volley, bulutangkis dan pementasan – pementasan (termasuk di dalamnya kamar mandi dan toilet)
    Gedung pendidikan dan pelatihan untuk latihan dan kursus keterampilan (termasuk di dalamnya kamar mandi dan toilet)
    Kantor pengelola
    Ruang pelatih, pengajar, atau instruktur
    Tempat ibadah (musholah)
    Gudang
    Rumah jaga petugas
    Lapangan terbuka serbaguna
    Kapasitas jumlah penonton 1.000 – 3.000 orang
    Tipe C atau Pemula
Gedung olahraga tipe C atau pemula memiliki fasilitas – fasilitas sebagai berikut :
    Ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk futsal, volley, bulutangkis dan pementasan (termasuk di dalamnya kamar ganti dan toilet)
    Ruang belajar untuk latihan atau kursus keterampilan
    Kamar ganti atau toilet
    Ruang pelatih, pengajar, atau instruktur
    Tempat ibadah (musholah)
    Kantor pengelola
    Gudang
    Rumah jaga petugas
    Kapasitas penonton maksimal 1.000 orang. (Jayadi E1B1 04 067, Acuan Perancangan : Perencanaan Stadion Sepak Bola Di Raha, 2009 : II-3)
    Ditinjau dari fasilitasnya, gedung olahraga yang terdapat di lingkup olahraga ada dua macam, yaitu :
    Lapangan olahraga terbuka
Lapangan olahraga terbuka merupakan sarana permainan olahraga yang permainannya dilakukan di lapangan terbuka atau di luar ruangan. Dalam hal ini pemain hanya dengan mempersiapkan lapangan dengan ukuran standar yang ditetapkan oleh perturan olahraga baik itu tingkat nasional maupun tingkat internasional.
Hal perlu diperhatikan disini adalah apabila pertandingan sedang berlangsung maka dangan tidak sengaja akan turun hujan maka dengan mempertimbangkan licinnya lapangan maka pertandingan akan diberhentikan untuk sementara untuk menunggu hujan reda kembali sehingga pertandingan akan dilanjutkan.
    Lapangan Olahraga Tertutup
Lapangan olahraga tertutup merupakan sarana permainan olahraga yang permainannya dilakukan dilapangan tertutup atau di dalam gedung. Dalam hal ini pemain ataupun pengunjung yang datang atau mempergunakan lapangan untuk bertanding atau datang untuk menyaksikan pertandingan atau sekedar latihan, akan merasa nyaman karena dengan fasilitas lapangan olahraga yang terdapat di dalam gedung untuk menghindari terik matahari serta terhindar dari hujan.
Selain itu di lengkapi dengan fasilitas tribun pengunjung, sehingga di dalam kondisi cuaca yang panas dan juga jika turun hujan maka pemain tetap melangsungkan pertandingan serta penonton dapat menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung. (TA. Muh. Arif Mustafa, 2006 dalam Jayadi E1B1 04 067, Acuan Perancangan : Perencanaan Stadion Sepak Bola Di Raha, 2009  II-3, II-4).
    Persyaratan Umum Pembangunan Gedung Olahraga
Dalam proses mendesain dan merencanakan bangunan gedung olahraga  ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Pada umumnya instansi keolahragaan pemerintah menetapkan ukuran atau dimensi untuk standar keolahragaan internasional maupun nasional serta yang bersifat hiburan atau rekreatif.
Ada beberapa aspek yang menyangkut pertimbangan utama dalam mendesain gedung  olahraga, diantaranya:
    Lokasi yang didukung dengan sarana transportasi
    Area parkir  yang dapat mewadahi kendaraan secara maksimal
    Kontrol banjir penonton/arus manusia yang keluar pada saat  yang bersamaan harus jelas sehingga meminimalis kerusuhan
    Keterpaduan antara ruang olahraga dan fasilitas olahraga
    Keterkaitan dengan lingkungan
Selain itu, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pembangunan gedung  olahraga antara lain:
    Kompartemensi Penonton
Kompartemenisasi adalah pengelompokan atau pemisahan tempat duduk penonton dengan persyaratan jumlah tertentu dalam seksi-seksi yang dipisahkan dengan suatu pagar pemisah. Menurut Dirjen PU, Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Stadion, SNI-25-1991-03, Edisi ke-3, 1997, yaitu :
    Daerah penonton sebaiknya dibagi dalam kompartemen-kompartemen yang masing-masing berkapasitas 2000 orang hingga 3000 orang.
    Jarak antar kompartemen dipisahkan dengan pagar transparan setinggi 1,2 m hingga 2 m.
    Antara 2 gang maksimal terdapat 48 tempat duduk.
    Antara gang dengan gang utama maksimal terdapat 72 tempat duduk.
    Tribun penonton
Tribun penonton terdiri dari dua tipe:
    Tipe lipat bersifat untuk membuat tempat duduk menjadi fleksibel.
    Tipe tetap adalah tribun yang tidak fleksibel  pemakaiannya.
Tribun untuk penyandang cacat juga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
    Diletakkan dibagian paling depan atau belakang dari tirbun penonton
    Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1,40 m dan ditambah sirkulasi minimal 0,90 m.








Pemisahan tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
     Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan tinggIminimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m
     Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 - 1,20 m
     Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal 1,20 m












Ada beberapa pola lay out penonton (tribun), yaitu :
    Pola sejajar





    Kenikmatan penonton cukup baik dimana saling berhadapan terhadap dua arah
    Kapasitas tampung penonton terbatas
    Sirkulasi atlit dan penonton tidak saling terganggu
    Orientasi penonton sejajar dengan arena pertandingan
    Pola sektoral
    Kenikmatan penonton cukup baik dimana saling berhadapan terhadap tiga arah
    Kapasitas penonton lebih banyak






    Sirkulasi atlit dan penonton tidak saling terganggu
    Orientasi penonton sejajar arena pertandingan
    Pola konsentris (memusat)
    Kenikmatan penonton cukup baik saling berhadapan terhadap empat arah
    Kapasitas penonton lebih banyak
    Sirkulasi atlit dan penonton tidak saling terganggu
    Orientasi penonton mengelilingi arena






Menurut Vitruvius, dari sudut akustik tingkat kemiringan antar barisan kursi dan tempat berdiri perbandingannya adalah 1 : 2. Perbandingan pandangan yang bagus adalah sepanjang (segmen) lingkaran. Lebar jalan masuk dan tangga harus dihitung berdasarkan jumlah penonton yang datang dan pergi. ketetapan dari C. Van Estern untuk stadion Amsterdam bagi 5000 penonton dibutuhkan lebar tangga 9,5 m = 7 menit atau 420 detik ( di L.A. 12 menit, di Turki 9 menit).
Jadi seorang penonton menggunakan 1 m lebar tangga.
(9.5 x 420)/5000 = 0.8 atau 1 detik untuk 1 m lebar tangga
5000/(9.5 x 420) = 125 penonton yang datang
Bentuk hubungan lebar tangga dengan jumlah penonton yang pasti, yang diperlukan penonton.
Lebar tangga dalam m = (Jumlah penonton)/(Waktu pengosongan dalam detik x 1.25) 
( Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufret)
    Tempat Duduk
Ukuran dan tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:
    Ukuran tempat duduk penonton untuk GOR tipe A, tipe B, dan tipe C :
    VIP dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m dengan ukuran panjang minimal 0,80 m dan maksimal 0,90m.
    Tribun biasa dibutuhkan lebar minimal 0,40 m maksimal 0,50m, dengan panjang minimal 0,80 m maksimal 0,90m.
















    Tata letak tempat duduk
    Tata letak tempat duduk VIP diantara 2 gang maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi
    Tata letak tempat duduk biasa diantara 2 gang maksimal 16 kursi bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi.
    Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor
     Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya perempatan
    Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam satu kompartemensi. (Sumber : Departemen PU SNI-03-3674-031994, Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga)













Kebutuhan tempat duduk dihitung sebagai berikut :
Panjang tempat duduk    0.5 m
Kedalaman tempat duduk dari bidang tempat duduk    0.8 m
Bidang tempat duduk    0.35 m
Bidang lalu lintas    0.45 m
Urutan kursi dapat ditentukan seperti juga kursi tunggal. Kursi dangan sandaran member kenyamanan. Susunan jalan masuk dan keluar, maka setiap urutan kursi yang diperlukan setiap sisi jalan :
Pada urutan yang tidak menanjak    48 kursi
Pada uerutang yang menanjak    36 kursi







Wilayah tempat duduk dan berdiri dibagi dengan pembatas. Setiap 750 kursi memiliki lebar 1 m lebar jalan cadangan ( tangga, bagian muka panggung datar ) terbukti minimal 1 m. Untuk pengisian tribun dan pencegah massa yang membahayakan, wilayah tempat berdiri dibatasi dalam krlompok atau blok untuk setiap 2500 kursi. Bilik ini terlindung dari yang lain dengan pembatas. 10 urutan tangga berdiri dengan pagar ketinggian 1.10 m. ( Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufer )
    Garis pandang penonton
Seorang penonton pada suatu pertandingan mempunyai kemampuan melihat titik-titik pada arena pertandingan melalui atas kepala penonton dibawahnya dengan nyaman tanpa merasa terganggu, yaitu:
    150 mm jika melalui penonton bertopi
    100 mm untuk standar pandang normal
    90 mm di atas kepala yang bersandar/miring kebelakang
    60 mm diantara dua kepala di depannya
















    Zoning
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka dalam pertandingan seperti; kerusuhan, kepadatan penonton, serta kebakaran, maka penempatan zona-zona tersebut adalah sebagai berikut:
    Zona 1 : arena permainan yang menjadi pusat bangunan olahraga
    Zona 2 : area penonton /tempat duduk dan area sirkulasi penonton
    Zona 3 : arena sirkulasi di luar arena di sekeliling bangunan fasilitas olahraga tetapi masih dalam batas pagar dan di luar bangunan
     Zona 4 : area di luar batas pagar yang menjadi zona keamanan dan tempat parkir.
    Arena Pertandingan / Lapangan
    Bentuk dasar
Bentuk dasar lapangan pertandingan adalah elips yang hampir mendekati bentuk awal. (Dasar-Dasar Perencanaan Arsitektur Volume 5 : hal 28). Bentuk dasar untuk tempat perlombaan mendekati bentuk bulat telur atau elips. (Ernst Neufert, Data Arsitek Jilid II, : hal 149).





      Rancangan dasar Gedung Olahraga
Rancangan dari gedung olahraga biasa, dapat dilihat pada bagan seperti dibawah ini.







      Orientasi lapangan olahraga
Orientasi lapangan olahraga adalah sepanjang sumbu utara-selatan







    Pola peruangan dan ukuran untuk arena
Ada beberapa bentuk pola ruang untuk arena pertandingan, antara lain sebagai berikut :
    Pola konsentris (memusat)
1.    Pola dengan dikelilingi oleh pemain
2.    Efektif untuk pertandingan berbagai jenis/macam olahraga
    Pola sektoral (tidak simetris)
    Pola dengan arena dikelilingi oleh ¾ bagian penonton
    Efektif untuk arena pertandingan yang searah

    Pola simetris
    Pola dengan diapit oleh penonton yang saling berhadapan
    Efektif untuk pertandingan satu jenis olahraga.
Tabel II.1. Ukuran Lapangan
Tipe ruangan (lapangan)    Ukuran dalam m    Lapangan olahraga yang dapat digunakan    Olahraga    Jumlah lapangan latihan    Jumlah lapangan pertandingan
Lapangan dengan beberapa fungsi
Lapangan tersendiri (tunggal)    15 x 27 x 5.5    405    Bulutangkis
Basket
Voli    4
1
1   
Lapangan rangkap tiga    27 x 45 x 7
Dapat dibagi dalam tiga bagian (15x27)    1215    Bulutangkis
Basket
Sepak bola
Bola tangan
Hoki
Voli    12
3



3    5
1
1
1
1
1
Lapangan rangkap empat    27 x 45 x 7
    1620    Bulutangkis
Basket
Sepak bola
Bola tangan
Hoki
Voli    16
4



4    7
2
1
1
1
1
Jika diperlukan  lapangan double (rangkap)    22 x 44 x 7    968    Bulutangkis
Basket
Sepak bola
Bola tangan
Hoki
Voli    6




3    5
1
1
1
1
1
Lapangan olahraga
Lapangan tersendiri (tunggal)    22 x 44 x 7    968    Bulutangkis
Basket
Sepak bola
Bola tangan
Hoki
Voli    6




3    5
1
1
1
1
1
Lapangan rangkap tiga    44x66x8
Dapat dibagi tiga bagian (22x44)    2904    Bulutangkis
Basket
Sepak bola
20 x 40
30 x 60
Bola tangan
Hoki
Voli    24






9    15
4

3
1
3
3
3
Lapangan rangkap    44 x 88 x 9
Dapat di bagi empat bagian (22 x 44)    3872    Bulutangkis
Basket
Sepak bola
20 x 40
30 x 60
Bola tangan
Hoki
Voli    32
5





12    25
4

4
1
4
4
4
(Sumber : Data Arsitek,Ernst Neuffert)
Luas tanah tergantung pada kebutuhan luar lapangan olahraga dan ruang yang dipakai untuk olahraga. Biasanya luas bidang tanah yang diperlukan dihitung sesuai ketentuan umum. Lapangan olahraga yang diperlukan dua kali lipat, ditambah jarak bidang yang penting kebatas tanah dan luas tempat untuk kendaraan. Ruang masuk terdiri atas loket, tempat penitipan pakaian (jas, topi, dan sebagainya) untuk penonton dan jika perlu ruang alat pembersih sebagai tambahan ke ruang masuk. (Sumber : Data Arsitek,Ernst Neuffert)
Selain arena dan tribun, kebutuhan ruang untuk gedung olahraga yang harus diperhatikan yang merupakan ruang tambahan (Dasar-Dasar Perencanan Arsitektur Volume 5 : hal 76), antara lain :
    Kamar ganti
    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain kamar ganti dalam Gedung Olahraga, adalah : barisan bangku double, dinding pemisah sampai tinggi gantungan baju, dinding bisa dicuci, lantai penutup bidang (linoleum, karet, plastik), ubin/komposisi lantai. Rak-rak dari plastik, bukan kayu.






    Lavatory dan Shower
    Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kebutuhan lavatory dan shower, adalah : 10 shower tiap ruang  (lebih baik shower sudut, atau diatas, setinggi bahu). Saluran tertutup untuk pembuangan air. Penutup dinding ubin sampai 2 meter. Tidak ada rak kaki dari kayu.
   





Tabel II.2. Ruang kerja untuk olahraga
Tipe lapangan/aula    Lapangan tunggal    Lapangan rangkap    Lapangan rangkap tiga    Lapangan rangkap empat
Ruang masuk (m2)    15    30    45    60
Ruang ganti (min. 20 m2)  Jumlah minimal    2    2    3    4
Ruang mandi pancuran (min. 15 m2)    1    2    3    4
Jumlah
Toilet    Ruang masuk    JumlahW    1    1    1    1
        Jumlah L    1    1    1    1
    Setiap ruang ganti pakaian Jumlah minimal    1    1    1    1
Ruang guru (min. 12 m2 tanpa fungsi P23K min 8 m2) Jumlah minimal    1    1    2    3
Ruang peralatan    Lapangan dengan beberapa fungsi m2 minimal    60    90    120    150
    Lapangan olahraga m2 minimal    20    -    60    80
Ruang membersihkan alat
jumlah minimal    1    1    1    1
Ruang tunggu (min. 10m2)
Jumlah    1    1    1    1
(Sumber : Data Arsitek,Ernst Neuffert)
Tempat untuk penonton dan tamu terhormat, ruang audio dan televisi menurut kebutuhan setiap tempat duduk termasuk jalan lalu lintas  langsung : 0.4 x 0.5 – 0.45 m. Setiap ruang pers termasuk jalan lalu lintas langsung : 0.75 x 0.8 – 0.85. Setiap ruang terbuka untuk memotret : 0.2 x 0.2 m. Untuk setiap 3 penonton 1 tempat penitipan pakaian. Setiap tempat penitipan barang ( termasuk 1 m panjang meja penerimaan untuk setiap 30 tempat penitipan pakaian ). Jumlah toilet setiap penonton : diantaranya 40% untuk toilet duduk wanita, 20% untuk toilet duduk pria, dan 0.01 dari 40% tempat berdiri untuk laki-laki. Setiap tempat duduk ruang depan : 2.25 m2, setiap toilet  berdiri : 1.0 m2. Loket, kafetaria, pos polisi, dinas pemadam kebakaran, ruang administrasi, gudang dan tempat penyimpanan (barang), ruang bersama : menurut kebutuhan.
Tabel II.3. Ukuran ruang olahraga tambahan
Ruang    Ukuran dalam m    Ruang olahraga yang dapat digunakan dalam m2
Ruang kondisi dan ruang latihan fisik    Tergantung dari perlengkapan (peralatan) tinggi minimum 3.5    35 - 200
Ruang fitnes    Tergantung dari perlengkapan (peralatan) tinggi minimum 2.5    20 - 50
Ruang senam    10 x 10 x 4 sampai 14 x 14 x 4    100 - 196
(Sumber : Data Arsitek,Ernst Neuffert)
    Tinjauan Terhadap Olahraga Bulutangkis
Bulutangkis (sering disingkat bultang) atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
Lapangan bulutangkis berbentuk persegi panjang dan mempunyai ukuran seperti terlihat pada gambar. Garis-garis yang ada mempunyai ketebalan 40 mm dan harus berwarna kontras terhadap warna lapangan. Warna yang disarankan untuk garis adalah putih atau kuning.
Permukaan lapangan disarankan terbuat dari kayu atau bahan sintetis yang lunak. Permukaan lapangan yang terbuat dari beton atau bahan sintetik yang keras sangat tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan cedera pada pemain. Jaring setinggi 1,55 m berada tepat di tengah lapangan. Jaring harus berwarna gelap kecuali bibir jaring yang mempunyai ketebalan 75 mm harus berwarna putih.
















Tiap-tiap pemain berdiri di antara dua wilayah servis. Wilayah servis untuk permainan tunggal memiliki lebar 5.18 meter dan panjang 13.40 meter. Sedangkan areal servis untuk permainan ganda adalah 6.10 meter pada lebarnya dan panjang 11.88 meter.
Wilayah servis dibagi menjadi dua begian. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring / net dengan tinggi 1.55 meter. Garis-garis servis pendek berjarak 1.98 meter dari net. Area servis kiri dan servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
























    Tinjauan Terhadap Olahraga Bola Voli
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya Olahraga Bola Voli dinaungi FIVB (Federation Internationale de Volleyball) sebagai induk organisasi internasional, sedangkan di Indonesia di naungi oleh PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia). (Bola_voli.htm – Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ).   
Olahraga permainan bola voli dimainkan pada sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang. Standar ukuran panjang lapangan bola voli adalah 18 meter, sedangkan ukuran lebarnya adalah 9 meter. Panjang lapangan tersebut kemudian dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang dipasang pada dua buah tiang. Net tersebut dipasang pada ketinggian 2.43 meter yang biasa digunakan dalam pertandingan bola voli putra, atau 2.24 meter  pada kelas putri. (Bola Volly.htm)













Dalam lapangan bola voli dikenal istilah garis “3 meter” dari net yang  berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter tersebut kemudian membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan barisan depan (front row). Kemudian, pada masing-masing bagian itu (back row dan front row) masih dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik  yang merupakan posisi para pemain bola voli.
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat istilah zona bebas (free zone), yaitu area yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah seorang pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di dalam area tersebut.







    Tinjauan Terhadap Olahraga Bola Basket
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.
Lapangan permainan bola basket adalah persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14 meter. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.
Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.
Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter.
Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.
Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter. (Bola_basket.htm)













    Tinjauan Terhadap Ruang dan Bentuk
    Defenisi  ruang
Pengertian ruang atau space berasal dari bahasa Latin spatium yang berarti ruangan atau luas (extent) dan bahasa Yunani yaitu tempat (topos) atau lokasi (choros) dimana ruang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensional. Kata oikos dalam bahasa Yunani yang berarti pejal, massa dan volume, dekat dengan pengertian ruang dalam arsitektur, sama halnya dengan kata oikos yang berarti ruangan (room). (monkey : pengertian ruang.html)
Menurut Aritoteles, ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat (topos) sebagai suatu dimana, atau sesuatu place of belonging, yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada. Aristoteles mengatakan : „wadaq-wadaq semata bergerak ke atas dan kebawah menuju tempatnya yang tetap„ dan ‟setiap hal berada di suatu tempat yakni dalam sebuah tempat‟. „Suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki suatu wadaq”. (Cornelis van d Ven, 1995). Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir: Tempat melingkupi obyek yang ada padanya. Tempat bukan bagian dari yang dilingkupinya. Tempat dari suatu obyek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari obyek tersebut.
Menurut Josef Prijotomo, ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua obyek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkup kita. Bukan obyek rinupa dan ragawi tidak terlihat hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan. (FUNGSI_RUANG_BENTUK_DAN_EKSPRESI.pdf)
    Jenis-jenis ruang dalam arsitektur
    Ruang dalam
Ruang Dalam berfungsi sebagai ruang interior berada dalam bermacam skala baik mikro (misalnya kamar mandi) atauaupun makro (misalnya mall). (monkey : pengertian ruang.html)
Pada umumnya dikatakan bahwa ruang dalam (interior) dibatasi oleh tiga bidang, yaitu alas / lantai, dinding, dan langit-langit / atap.  Hanya perlu diingat bahwa dalam beberapa hal, ruang dalam sukar untuk dibedakan tiga bidang pembatas yang terjadi, misalnya pada konstruksi shell karena dinding dan atap menjadi satu. (konsep_dasar_ruang_luar.pdf).











    Ruang luar
Ruang luar ialah ruang yang terjadi dengan membatasi alam sebagai bidangnya. Ruang luar juga berarti sebagai lingkungan luar buatan manusia. Sebagai ruang yang mempunyai arti sepenuhnya dengan maksud sebagian dari alam. (beradaftasi-dengan-dunia-arsitektur_14.html)
Ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bagian alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas. Ruang luar merupakan lingkungan luar buatan manusia yang mempunyai arti dan maksud tertentu dan sebagai bagian dari alam. (konsep_dasar_ruang_luar.pdf)









    Ruang positif
Dapat di artikan sebagai suatu ruang yang di dalamnya terdapat fungsi, maksud dan kehendak manusia. Ruang positif  terbentuk dari hasil pemikiran dan di rencanakan sesuai dengan fungsinya.
    Ruang negatif
Ruang yang terbentuk tanpa tujuan yang jelas dan secara spontan tanpa direncanakan. Ruang negative terbentuk dari adanya ruang positif. (beradaftasi-dengan-dunia-arsitektur_14.blogspot.com)
    Unsur-unsur arsitektural yang mempengaruhi terbentuknya ruang
Suatu pemahaman akan ruang terletak pada bidang-bidang dua dimensi pokok : dasar, vertikal, dan di atas. Bidang-bidang ini dapat digunakan untuk melingkupi volume tiga dimensi atau ruang luar.  Bidang dasar adalah bumi dan bentuk tanahnya. Pada suatu tapak kota, tanah  aslinya mungkin telah diubah untuk memuat kegiatan intensif. Dalam hal ini, bidang dasar mungkin masih dijadikan suatu unsur penentu yang kuat melalui penggunaan bahan tekstur dan warna. ( James C. Snyder dan Anthony J. Catanese, Pengantar Arsitektur, 1997 : 204)
Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional (persepsi), maupun dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak serta menghayati, berfikir dan juga menciptakan ruang untuk menyatakan bentuk dunianya. Di dalam buku “Struktur Esensi Arsitektur” karya Forrest Wilson hal. 15, Edward T. Hall menuliskan hubungan antara manusia dengan ruang. Ia mengatakan : “Salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang adalah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri, kenyamanan dan rasa aman pada pribadi manusia”.
Secara umum, ruang dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu :
    Bidang alas/lantai (the base plane)
Oleh karena lantai merupakan pendukung kegiatan dalam suatu bangunan, sudah tentu secara struktural harus kuat dan awet. Lantai juga merupakan unsur yang penting didalam sebuah ruang, bentuk, warna, pola dan teksturnya akan menentukan sejauh mana bidang tersebut akan menentukan batas-batas ruang dan berfungsi sebagai dasar dimana secara visual unsur-unsur lain di dalam ruang dapat dilihat. Tekstur dan kepadatan material dibawah kaki juga akan mempengaruhi cara kita berjalan di atas permukaannya.
    Bidang dinding / pembatas (the vertical space devider)
Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang terpisah. Bidang tersebut bisa sebagai latar belakang yang netral untuk unsur-unsur lain di dalam ruang atau sebagai unsur visual yang aktif didalamnya. Bidang dinding ini dapat juga transparan seperti halnya sebuah sumber cahaya atau suatu pemandangan.
    Bidang langit-langit/atap (the overhead plane)
Bidang atap adalah unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan berfungsi untuk melindungi bagian dalam dari pengaruh iklim. Bentuknya ditentukan oleh geometris dan jenis material yang digunakan pada strukturnya serta cara meletakannya dan cara melintasi ruang diatas penyangganya. Secara visual bidang atap merupakan ”topi” dari suatu bangunan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap bentuk bangunan dan pembayangan. (FUNGSI_RUANG_BENTUK_DAN_EKSPRESI.pdf)
    Faktor – faktor yang menentukan kualitas ruang
Faktor-faktor penentu kualitas ruang adalah dimensi, wujud, konfigurasi, permukaan, sisi bidang dan bukaan-bukaan,yang disebut sebagai faktor-faktor penentu keterangkuman ruang.
Tabel II.4 : Faktor penentu keterangkuman ruang
Penentu keterangkuman    Kualitas ruang
1. Dimensi    1. Proporsi
    2.Skala
2.Wujud    Bentuk
3.Konfigurasi    Defenisi
4.Permukaan    Warna
5.Sisi-sisi    1.Tekstur
    2.Pola
6.Bukaan    1.Tingkat ketertutupan
    2.Cahaya
    3.Pandangan

    Proporsi
James C. Snyder dan Anthony J. Catanese, dalam buku Pengantar Arsitektur, 1997 : 206, menyatakan bahwa proporsi adalah hubungan volumetris, internal, yaitu rasio komparatifdari unsur-unsur yang menetapkan skala (tinggi bidang lebar banding panjang). Proporsi suatu ruang berpengaruh pada cara ruang tersebut “dirasakan” oleh setiap orang dan para pemakaian ruang tersebut.
 Dalam arsitektur, proporsi dijelaskan sebagai berikut:
    Menurut Vitruvius (1486), proporsi adalah sesuatu yang berhubungan dengan ukuran dengan ukuran dari seluruh aspek pekerjaan dan bagian tertentu yang dijadikan standar.
    Menurut Alberti, proporsi berasal dari kata concinnities, yang artinya suatu keberhasilan kombinasi dari angka dan ukuran.
Jadi proporsi merupakan hubungan antar bagian dari suatu desain atau hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Oleh karena itu suatu perbandingan akan merupakan dasar dari setiap sistem proporsi yaitu suatu nilai yang memiliki harga tetap, dapat digunakan sebagai pembanding yang lain. Bahwa, suatu proporsi yang baik terletak pada hubungan antara bagian-bagian suatu bangunan atau antara bagian bangunan dengan bangunan secara keseluruhan. (proporsi.html)
     Skala
Skala mengacu pada ukuran relative. Yaitu ukuran suatu ruang eksterior seharusnya berhubungan dengan konteks yang lebih besar (suatu plaza kota di pusat kota Manhattan atau suatu taman bermain di sekitar pemukiman) dan dengan kegiatan manusia yang direncanakan (suatu ruang kecil untuk santai dengan sehelai Koran atau suatu ruang besar untuk parade). (James C. Snyder dan Anthony J. Catanese, Pengantar Arsitektur, 1997 : 205).
Skala bertitik tolak bagaimana kita memandang besarnya unsur sebuah bangunan atau ruang secara relative terhadap bentuk-bentuk lainnya. Dalam mengukur besarnya unsur secara visual, kita cenderung menggunakan unsur-unsur lain yang telah kita kenal ukurannya dalam kaitannya sebagai alat pengukur sebagia unsure pemberi skala.
Dalam arsitektur kita mengenal dua macam skala; yaitu :
    Skala umum : ukuran relative sebuah unsur bangunan terhdap bentuk-bentuk lain didalam lingkupnya.
    Skala manusia : ukuran relative sebuah unsur bangunan atau ruang berdasarkan dimensi dan proporsi tubuh manusia.






    Keseimbangan (balance)
Menggambarkan keharmonisan atau kesesuaian dalam pengaturan atau proporsi dari bagian suatu elemen di dalam desain atau komposisi suatu situasi, atau keadaan yang seimbang diantara bagian-bagian yang berlainan.
Keseimbangan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keseimbangan formal (simetris) dan keseimbangan informal. Contoh keseimbangan formal misalnya peletakan bangunan dengan bobot dan jarak visual sama terhadap titik pusat imajiner. Dengan keseimbangan formal, ruangan berkesan luas atau suasana resmi, dan tenang. Agar kesan monoton dan kaku dapat dihilangkan, dapat digunakan perbedaan warna, bentuk, atau ukuran pada benda yang disimetriskan. Contoh keseimbangan informal misalnya peletakan benda yang berbeda bobot visualnya di sekitar titik pusat atau sumbu.
Perimbangan benda berat, dengan meletakkan benda ringan dengan jarak jauh dari sumbu (tekstur kasar, warna hangat, ukuran besar dan motif ramai akan berkesan berat). Dalam kondisi tertentu, yang tidak bisa dihindarkan, keseimbangan dapat dibuat dengan cara perabot berat dikombinasi dengan warna dan tekstur ringan, atau perabot ringan dikombinasi dengan warna dan tekstur berat.
    Irama (rhythm)
Sesuatu pergerakan yang ditampakkan/diakibatkan oleh adanya elemen-elemen lain misalnya: garis bentuk dan pola, arus pergerakan yang diperlihatkan melalui bayangan-bayangan sinar yang terjadi, dan penekanan yang ada, mirip seperti irama musik yang diulang-ulang.
Irama dapat dibentuk atau diciptakan dengan cara:
    Perulangan
Pemakaian 2 elemen atau lebih dengan tujuan untuk mengarahkan mata bergerak menuju arah tertentu. Misalnya: Hitam – Putih, Besar – Kecil.
    Gradasi
Efek pemakaian gradasi akan terasa lebih dinamis dari pada pemakaian perulangan sehingga mengarahkan pandangan menuju pada satu titik tertentu. Misalnya: Gradasi dari warna gelap –terang.
Sifat ruang juga dapat diperkuat dengan cahaya dan naungan dan dengan warna dan tekstur bahan-bahan yang digunakan. Cahaya dapat mempertajam atau mengaburkan suatu batasan, menekankan atau menguraikan garis besar suatu unsure, menyembunyikan atau mengungkapkan suatu gejala, dan menciutkan atau meluaskan dimensi-dimensi. (James C. Snyder dan Anthony J. Catanese, Pengantar Arsitektur, 1997 : 206).







Ada dua sumber cahaya yang kita ketahui, yaitu cahaya alami dan cahaya buatan.
    Cahaya alami
Cahaya alami (daylighting) adalah cahaya yang menggunakan sumber utama dari terang langit yang masuk melalui lubang bukaan dan terjadi pada siang hari sedangkan pencahayaan buatan umumnya bersumber dari energy listrik dengan menggunakan lampu penerangan. Cahaya alami merupakan selah satu bentuk sumber cahaya yang dimanfaatkan sebagai bagian penting dalam suatu system informasi visual disamping cahaya buatan (artificial lighting).
Pencahayaan alami memiliki kelebihan – kelebihan di banding pencahayaan buatan. Selain hemat energi, juga memiliki kualitas warna yang bervariasi serta dapat diperoleh sepanjang hari, kecuali apabila langit dalam kondisi mendung / berawan (overcoast). ( Kurniati Ornam, Evaluasi Pencahayaan Alami Dan Buatan Untuk Memperoleh Pemerataan Cahaya Dalam Ruang, Mertropilar : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Unhalu: 52)











    Tingkat Pencahayaan Alami dalam Ruang
Tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan ditentukan oleh tingkat pencahayaan langit pada bidang datar di lapangan terbuka pada waktu yang sama. Perbandingan tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami pada bidang datar di lapangan terbuka ditentukan oleh :
    hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.
    ukuran dan posisi lubang cahaya.
     distribusi terang langit.
     bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur.
    Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari
Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut . Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :
    Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan langsung dari cahaya langit.
    Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan yang  berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan.
    Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen pencahayaan yang berasal dad refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dad cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dad cahaya langit. (SNI 03-2396-2001.pdf : Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung, BSN : 10)







    Cahaya buatan
Cahaya buatan adalah cahaya yang bersumber dari  sumber cahaya selain matahari seperti lampu. Secara fungsional, pencahayaan alami dibedakan menjadi tiga, yaitu :
    Pencahayaan merata, yaitu pencahayaan yang mutlak  ada  dan merata menerangi seluruh ruang. Hal ini ada untuk membantu kita melihat dengan jelas dan melakukan aktifitas.
    Pencahayaan setempat, yaitu pencahayaan yang berfungsi untuk mendukung kegiatan tertentu yang membutuhkan cahaya lebih seperti memasak, membaca, dan menulis.
    Pencahayaan tambahan, yaitu pencahayaan tambahan yang lebih berperan dalam segi estetika.
Penggunaan ketiga pencahayaan ini biasa dikombinasikan pada satu ruang atau dapat digunakan masing-masing sesuai dengan kebutuhan ruang.









     Sistem Pencahayaan Pada Gedung Olahraga
Beberapa hal yang berkenan dengan sistem pencahayaan untuk Gedung Olahraga, adalah :
    Cahaya internal, bebas dari silau dan tidak terhalang dari tiang-tiang
    Intensitas rata-rata cahaya untuk latihan  120 lux. Suhu ruang 12° - 15° (Dasar-Dasar Perencanaan Arsitektur Volume 5 : hal 40)
    Untuk lapangan olahraga serba guna, penerangan dapat menggunakan lampu jenis TL Fluorescent dengan nomor kode warna 84 yaitu putih netral dengan temperatur 4000 K (Christian Darmasetiawan dan Lestari Puspakesuma, Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu Jilid 1,  1991 : hal 20-22)
    Untuk sport hall, jumlah kuat cahaya yang jatuh pada suatu bidang atau permukaan yang dinyatakan dalam Lux sebesar 500 lux, dengan tinggi ruangan diatas 5 meter (Christian Darmasetiawan dan Lestari Puspakesuma, Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu Jilid 1, 1991 : hal 41-41)
    Defenisi dan ciri-ciri visual bentuk
Menurut Vitruvius, tidak ada istilah bentuk. Bentuk, bagi Vitruvius, bila mau dikaitkan dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan antara firmistas (technic) dengan venustas (beauty/delight). Obyek-obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (shape). Wujud/ujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk. (fungsi-ruangbentuk-dan-ekspresi-dalam-arsitektur.html)
Francis D.K. Ching dalam bukunya Arsitektur : Bentuk, Ruang, Dan Tatanan, menuliskan bentuk dapat dikenali karena ia memiliki ciri-ciri visual, yaitu wujud, dimensi, warna, inersia visual, orientasi, posisi, dan tekstur.
    Wujud
Wujud adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk. Dalam arsitektur, kita berkonsentrasi dengan wujud-wujud dari:
    Bidang lantai, dinding dan langit-langit yang membatasi ruang.
    Bukaan-bukaan jendela dan pintu di dalam ruang tertutup.
    Bayang-bayang (silhouette) dan kontur bentuk-bentuk bangunan.
Secara geometri kita ketahui wujud-wujud beraturan seperti lingkaran dan sederetan segi banyak beraturan (yang memiliki sisi-sisi dan sudut-sudut yang sama) yang tak terhingga banyaknya dapat dilukiskan di dalam lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar.
    Lingkaran
Lingkaran adalah suatu yang terpusat, berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersuduat lainnya disekitar bentuk lingkaran atau menempatkan suatu unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
Komposisi dari lingkaran bisa mencapai titik netral, stabil, tidak stabil, seimbang, terpusat sendiri, dinamis dan diam ditempat.
    Segitiga
Segitiga menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cederung jatuh ke salah satu sisinya.
    Bujur Sangkar
Bujur sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar-yang berubah dengan penambahan tinggi atau lebarnya. Seperti juga segitiga, bujur sangkar tampak stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis jika berdiri pada salah satu sudutnya.(HANDSOUTbentuk_TeoriArsitektur1,olehX.Furuhito,ST.,MT.html)
Berikut ini kategori  bentuk dengan penambahan menurut sifat hubungan yang muncul diantara bentuk-bentuk komponennya sebaik konfigurasi keseluruhannya.
    Bentuk Terpusat
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk dominan yang berada tepat di pusatnya. Bentuk-bentuk terpusat menuntut adanya dominasi secara visual dalam keteratuan geometris, bentuk yang harus ditempatkan terpusat, misalnya seperti bola, kerucut, ataupun silinder.
Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuk tersebut sangat ideal sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi oleh lingkunganya, mendominasi sebuah titik didalam ruang, atau menempati pusat suatu bidang tertentu. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat-tempat yang suci atau penuh penghormatan, atau untuk mengenang kebesaran seseorang atau suatu peristiwa.
    Bentuk Linier
Terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur berangkaian pada sebuah baris. Bentuk garis lurus atau linier dapat diperoleh dari perubahan secara proposional dalam dimensi suatu bentuk atau melalui pengaturan sederet bentuk-bentuk sepanjang garis. Dalam kasus tersebut deretan bentuk dapat berupa pengulanangan atau memiliki sifat serupa dan diorganisir oleh unsur lain yang terpisah dan lain sama sekali seperti sebuah dinding atau jalan.
    Bentuk garis lurus dapat dipotong-potong atau dibelokkan sebagai penyesuaian terhadap kondisi setempat seterti topografi, pemandangan tumbuh-tumbuhan, maupun keadaan lain yang ada dalam tapak.
    Bentuk garis lurus dapat diletakkan dimuka atau menunjukkan sisi suatu ruang luar atau membentuk bidang masuk ke suatu ruang di belakangnya.
    Bentuk linier dapat dimanipulasi untuk membatasi sebagian.
    Bentuk linier dapat diarahkan secara vertical sebagai suatu unsur menara untuk menciptakan sebuah titik dalam ruang.
    Bentuk linier dapat berfungsi sebagai unsure pengatur sehingga bermacam-macam unsure lain dapat ditempatkan disitu.
    Bentuk Radial
Merupakan suatu komposisi dari bentuk-bentuk linier yang berkembang kearah luar dari bentuk terpusat dalam arah radial. Suatu bentuk radial terdiri dari atas bentuk-bentuk linier yang berkembang dari suatu unsur inti terpusat kearah luar menurut jari-jarinya. Bentuk ini menggabungkan aspek-aspek pusat dan linier menjadi satu komposisi.
Inti tersebut dapat dipergunakan baik sebagai symbol ataupun sebagai pusat fungsional seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat dapat dipertegas dengan suatu bentuk visual dominant, atau dapat digabungkan dan menjadi bagian dari lengan-lengan radialnya.
Lengan-lengan radial memiliki sifat-sifat dasar yang serupa dengan bentuk linier, yaitu sifat ekstrovertnya. Lengan-lengan radial dapat menjangkau ke luar dan berhubungan atau meningkatkan diri dengan sesuatu yang khusus di suatu tapak. Lengan-langan radial dapat membuka permukaanya yang diperpanjang untuk mencapai kondisi sinar matahari, angin, pemandangan atau ruang yang diinginkan.
Organisasi bentuk radial dapat dilihat dan dipahami dengan sempurna dari suatu titik pandang di udara. Bila dilihat dari muka tanah, kemungkinan besar unsur pusatnya tidak akan dengan jelas, dan pola penyeberan lengan-lengan linier menjadi kabur atau menyimpang akibat pandangan perspektif.
    Bentuk kelompok (Cluster)
Sekumpulan bentuk-bentuk yang tergabung bersama-sama karena saling berdekatan atau saling memberikan kesamaan sifat visual. Jika organisasi terpusat memiliki dasar geometric yang kuat dalam penataan bentuk-bentunya, maka organisasi kelompok dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional seperti ukuran, wujud ataupun jarak letak. Walaupun tidak memiliki aturan deometrik dan sifat introvert bentuk perpusat organisasi kelompok cukup fleksibel dalam memadukan bermacam-macam wujud, ukuran, dan orientasi ke dalam strukturnya.
Berdasarkan fleksibilitasnya, organisasi kelompok bentuk-bentuk dapat diorganisir dengan berbagai cara sebagai berikut:
    Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang induk yang lebih besar.
    Dapat dihubungkan dengan mendekatkan diri untuk menegaskan dan mengekspresikan volumenya sebagai suatu kesatuan individu.
    Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu bentuk tunggal yang memiliki suatu variasi tampak
Suatu organisasi kelompok dapat juga terdiri dari bentuk-bentuk yang umumnya setera dalam ukuran, wujud dan fungsi. Bentuk-bentuk ini secara visual disusun menjadi sesuatu yang koheren, organisasi nonhirarki, tidak hanya melalui jarak yang saling berdekatan namun juga melalui kesamaan sifat visual yang dimilikinya.
    Bentuk Grid
Merupakan bentuk-bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-grid tiga dimensi.Grid adalah suatu system perpotongan dua garis-garis sejajar atau lebih yang berjarak teratur. Grid membentuk suatu pola geometric dari titik-titik yang berjarak teratur pada perpotongan garis-garis grid dan bidang-bidang beraturan yang dibentuk oleh garis-garis grid itu sendiri.
Grid yang paling umum adalah yang berdasarkan bentuk geometri bujur sangkar. Karena kesamaan demensi dan sifat semetris dua arah, grid bujur sangkar pada prinsipnya, tak berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar dapat digunakan sebagai skala yang membagi suatu permukaan menjadi unit-unit yang dapat dihitung dan memberikannya suatu tekstur tertentu. Grid bujur sangkar juga dapat digunakan untuk menutup beberapa permukaan suatu bentuk dan menyatukannya dengan bentuk geometri yang berulang dan mendalam.
Bujur sangkar, bila diproyeksikan kepada dimensi ketiga, akan menimbulkan suatu jaringan ruang dari titik-titik dan garis-garis referensi. Di dalam kerangka kerja modular ini, beberapa bentuk dan ruang dapat diorganisir secara visual. (HANDSOUT bentuk_TeoriArsitektur1,olehX.Furuhito,ST.,MT.html)
    Dimensi
Dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya.
    Warna
Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.
Penerapan warna pada komposisi secara psikis dapat :
    Memberi kesan tertentu pada ruang
    Mempengaruhi dan mendorong kemauan kerja
    Mendorong memusatkan perhatian
    Mendorong kesenangan kerja
    Membantu penerangan
    Mempertinggi keselamatan kerja
    Membantu orientasi kerja
    Membantu aspek kebersihan
Warna dapat dibagi menurut :
    Kemurnian ;
    Warna pokok atau primer, terdiri dari tiga yaitu : merah, biru, dan kuning.
    Warna sekunder, merupakan percampuran warna primer, terdiri dari : jingga (campuran warna merah dan kuning), hijau (campuran warna biru dan kuning), dan ungu (campuran warna merah dan biru).
    Temperatur
 Temperatur suatu warna tidak mempunyai landasan fisik, tetapi ada pembagian warna :
    Panas, yaitu warna-warna yang terang, merangsang bila digunakan untuk mewarnai objek dan objek akan nampak lebih besar. Contoh : warna merah sampai kuning dalam lingkaran warna
    Dingin, yaitu warna-warna yang dapat memberi kesan dingin dan sejuk serta akan mempersempit atau memperkecil objek. Contoh : Hijau sampai violet dalam lingkaran warna.
    Netral, yaitu warna di tengah-tengah dalam lingkaran warna, sering digunakan sebagai aksen atau penekanan objek : misalnya warna coklat
Warna memiliki karakter tertentu yang dapat memberikan kesan tertentu seperti :
Tabel II.5. Karakteristik Warna Dalam Arsitektur
Jenis Warna    Karakter
Kuning    Melambangkan  kecepatan, menaikkan mood, memberikan inspirasi dan ide, terang, ringan, gembira, komunikatif, namun bisa menakutkan
Kuning hijau    Tenang, Menyegarkan
Hijau    Menunjukan perhatian, empati, natural, keseimbangan emosi, keharmonisan alam, namun dapat memberikan perasaan terjebak
Hijau biru    Angkuh, Mantap
Biru    Memberikan kedamaian, ketenangan, rasa ketertutupan, kesetiaan, kejujuran, menyejukan, namun juga berkesan menekan dan menjatuhkan
Biru ungu    sombong, khayal yang tinggi
Ungu    eksklusif,ekstrim,Kreatif, memberikanatmosferspiritual, sensitive, powerful, memberikan inspirasi, namun juga melambangkan obsesi
Ungu merah    tegang, peka
Merah    Memberi kesan aktif bergerak, memotivasi diri, menghangatkan, namun juga merangsang kemarahan
Merah Muda    Mencintai, hangat, emosional, pengertian, simpati, tidak dewasa atau kekanakan, tidak stabil
Jingga    gembira, bergairah
Jingga kuning    lincah, bergairah
Abu-abu    Percaya, berkesan independent, stabil, konsentrasi, namun kaku, kritis, tidak komunikatif, dan menekan
Biru hitam    Menekan
Coklat hitam    Menolak, menghindar
Coklat    Alami, Mengingatkan tanah dan kesan yang natural. Warna ini bersifat hangat dan bersahabat. Cukup aman digunakan untuk interior, namun terkadang juga kaku
Putih    Kesucian, kemurnian, kebersihan, spiritual, cinta
Hitam    Formal, Bersahaja, misterius, maskulin, memiliki potensi, namun juga memberikan kesan krisis identitas, bersembunyi, dan duka


    Tekstur
Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan bentuk tersebut.
    Jenis-Jenis Tekstur
Ada dua jenis dasar tekstur  yaitu tekstur rill, yaitu tekstur yang memang nyata dan dapat dirasakan dengan sentuhan, dan tekstur visual adalah tekstur yang hanya terlihat dengan mata.
    Tekstur buatan (Artificial texture), merupakan tekstur yang sengaja dibuat atau hasil penemuan: kertas, logam, kaca, plastic dan sebagainya.
    Tekstur alami (Natural teksture), merupakan wujud rasa permukaan bahan yang sudah ada secara alami, tanpa campur tangan manusia: batu, pasir, kayu, rumput, dan lain sebagainya.
    Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada bahan yang hanya terdapat dilihat dari jarak dekat.
    Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan kesan visual yang proporsional dari jarak jauh.
Tekstur menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi:
    Tekstur halus, adalah permukaannya dibedakan oleh elemen-elemen yang halus atau oleh warna.
    Tekstur kasar, adalah permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda baik corak, bentuk maupun warna.
    Fungsi Tekstur
Dapat memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual, seperti misalnya pada suatu bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka warna yang gelap terlihat sebagai bayangan warna yang terang sehingga timbul kesan seolah-olah bidang tersebut tidak rata.  (Satrio Wibisono : tekstur.html)
    Posisi : adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual dimana bentuk tersebut terlihat.
    Orientasi : adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.
    Inersia Visual : adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.
    Pola-pola Sirkulasi Pada Ruang
Sirkulasi adalah elemen yang sangat kuat dalam membentuk struktur lingkungan. Pola – pola sirkulasi ruang ialah suatu bentuk – bentuk rancangan atau alur – alur ruang pergerakan dari suatu ruang ke ruang lainnya dengan maksud menambah estetika agar dapat memaksimalkan sirkulasi ruang utuk dipergunakan.( POLA – POLA SIRKULASI RUANG « Hardi91's Blog.htm)
Tiga prinsip utama dalam pengaturan teknik sirkulasi :
    Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang positif.
    Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat lingkungan menjadi jelas terbaca.
    Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. (sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html)
Pola sirkulasi ruang dibagi menjadi :
    Sirkilasi Linear
Pola sirkulasi linear adalah suatu pola sirkulasi ruang melalui garis yang mempunyai arah sehingga dapat menjadi unsur pembentuk deretan ruang. Pola ini sangat mudah ditemui karena banyak dipergunakan.Contoh: jalan raya, jalan tol, sirkuit, lorong sekolah dan rumah sakit dan lain-lain. (POLA – POLA SIRKULASI RUANG « Hardi91's Blog.htm)
Tipe ruang ini biasanya menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu tata atur yang menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari ruang satu ke ruang yang lain sehingga terjadi interaksi tatap muka langsung antar keduanya. Kelemahan dari sirkulasi ini adalah dapat menimbulkan kepadatan.(sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html)






Gambar berikut adalah ruang yang hanya dapat diakses melalui satu arah saja yaitu dari dari depan menuju punggung ruangan. Ruang tipe ini dapat diperbesar kesamping namun tetap memiliki arah yang sama.





    Sirkulasi Radial
Suatu pola sirkulasi ruang melalui penyebaran atau perkembangan dari titik pusat.Biasanya pola radial ini mempunyai sifat mempunyai banyak ruang pergerakan, dominan, dan teratur. Sistem ini pula dapat menjadikan objek sebagai point interest ( titik objek ). Contoh : Gym, stadium dan sebagainya. (Jurnal POLA – POLA SIRKULASI RUANG « Hardi91's Blog.htm)
Tipe Ruang radial merupakan perkembangan dari tipe ruang pertama hanya saja pada tipe ini punggung saling berhadapan sehingga muka mengarah keluar dan tidak ada akses masuk untuk kedalam.
Pada jenis tipe radial harus menentukan satu fungsi ruang yang akan dijadikan pusat perhatian penghuni, dan ruang-ruang yang memiliki fungsi lain akan selalu mengarah atau memusatkan pada ruang yang dijadikan pusat. Bisa disebut juga pusat/center dari ruangam tersebut dimana langkah sesorang akan otomatis mengarah pada ruangan itu. (sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html)







    Sirkulasi Spiral
Suatu pola sirkulasi ruang dengan cara berputar menjauhi titik pusat.Pola sirkulasi ini sangat berguna pada lahan yang mempunyai luas terbatas dan pada lahan yang mempunyai kontur tanah yang curam.Contoh: ram parkiran di mal, jalan didaerah pegunungan dan sebagainya.(Jurnal POLA – POLA SIRKULASI RUANG « Hardi91's Blog.htm)



















    Sirkulasi Network
Suatu pola sirkulasi ruang melalui jaringan ( penyatuan ) dari beberapa ruang gerak untuk menghubungkan titik – titik terpadu dalam suatu ruang. Pola ini juga memiliki karakter sangat kompleks. Umumnya pola ini dipergunakan pada ruang – ruang gedung perkantoran dimaksudkan agar setiap orang bisa dengan mudah beraktivitas.Contoh : Ruang perkantoran






    Sirkulasi Node
Bentuk sirkulasi dengan perbedaan yang kurang jelas pada ruang dan jalan, banyak penggunaan jalan yang diperlebar di dalam untuk pemakaiaan ruang-ruang terbuka yang berfungsi sebagai pusat atau titik menuju tujuan, sedangkan kelemahannya adalah untuk pembagian jenis sirkulasi pelaku kurang jelas.









    Sirkulasi Spine
Merupakan bentuk sirkulasi yang berkesinambungan secara menyeluruh, tetapi tiap ruang mempunyai tujuan tersendiri. Biasanya dipergunakan pada struktur jalan. Keuntungan dari sistem ini adalah mempunyai tujuan utama yang jelas dengan tujuan kemasing-masing objek. Kelemahannya adalah sirkulasi utama terpisah oleh sirkulasi pendukung sehingga bukan merupakan kesatuan yang utuh.





    Sirkulasi Grid
Sirkulasi sangat teratur dan pasti bebas kesegala arah yang berbeda - beda. Keuntungannya adalah adanya keteraturan dalam pergerakan tetapi mengabaikan kondisi dan potensi alam. Pola grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan dapat menciptakan bujur sangkar serta keteraturan pada suatu daerah.












    Sirkulasi Komposit/Campuran
Suatu pola sirkulasi ruang yang merupakan penggabungan dari keseluruhan konfigurasi di atas. Hal yang penting dalam penggabungan ini adalah pusat kegiatan. Semua bentuk titik pusat ini memberikan kejelasan jalur pergerakan melalui bangunan dan menyediakan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristirahat, dan menentukan orientasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya kebingungan atau kekacauan, suatu susunan hirarkis diatara jalur-jalur dan titik bangunan dapat dibangun dengan membedakan skala, bentuk, panjang dan penempatannya
























    Pencapaian Ke bangunan
Pencapaian ke bangunan ialah suatu proses perjalanan (pendekatan ) menuju suatu bangunan melalui akses jalan yang disediakan atau sudah ada.Dalam pencapaian ke suatu bangunan dibagi menjadi tiga, yaitu : (JURNAL PENCAPAIAN ke BANGUNAN « Hardi91's Blog.htm)
    Pencapaian secara langsung atau frontal
Pencapaian langsung ialah pencapaian secara tegak lurus dimana arah dan tujuan visualnya jelas dan langsung menuju kearah bangunan tersebut. (sirkulasi-ke-bangunan.html)
Pencapaian secara langsung merupakan suatu pola perjalanan menuju sebuah bangunan melalui akses jalan langsung (1 sumbu) menuju kedepan bangunan tersebut. Dengan kata lain akses jalan yang tersedia hanya ada 1 jalan utama dan biasanya akses jalan berbentuk lurus. (JURNAL PENCAPAIAN ke BANGUNAN « Hardi91's Blog.htm)
















Pada gambar di atas merupakan pencapaian secara langsung karena visualisasi dan arah tujuan seseorang langsung ke bangunan didepanyya dan tanpa disamarkan maupun ditutupi oleh sesuatu.
    Pencapaian tersamar/Oblique atau ke samping
Pencapaian secara oblique ialah suatu pola perjalanan menuju sebuah bangunan melalui yang dapat di ubah arahnya sehingga dapat menimbulkan kesan perspektif pada akses jalan.Akses jalan biasanya bisa memperpendek dan memperpanjang untuk sampai ke bangunan dan ruang yang dituju.mempunyai banyak cabang. (JURNAL PENCAPAIAN ke BANGUNAN « Hardi91's Blog.htm)
Pendekatan tersamar meningkatkan efek perspektif pada fasad dan bentuk bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian. (sirkulasi-ke-bangunan.html)

















Pada gambar diatas, fasad bangunan tidak menampakkan perspektif bangunan, namun pecapaian secara tegak lurus juga tidak tercapai. Hal ini disebabkan karena pintu masuk ke bangunan yang berada disisi jalan sehingga apabila seseorang melintasi jalan tersebut visualisasinya tidak akan kebangunan melainkan tegak lurus ke arah jalan. jadi bangunan tersebut merupakan bangunan yang pencapaiannya tersamar. (sirkulasi-ke-bangunan.html)
     Pencapaian memutar/spiral
Pencapaian secara spiral  ialah suatu pola perjalanan menuju kse sebuah bangunan dan ruang denagn cara memutar.Biasanya pola ini digunakan untuk mengurang gaya  gravitasi bumi pada kontur tanah yang curam dan dipergunjkan dilahan yang sempit. (JURNAL PENCAPAIAN ke BANGUNAN « Hardi91's Blog.htm)
Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi bangunan. Sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan, lalan masuk ke bangunan mungkin dapat dilihat terputus-putus atau dapat tersembunyi sampai tempat kedatangan. (sirkulasi-ke-bangunan.html)













Pencapaian bangunan pada gambar diatas dapat dilakukan secara memutar untuk memasuki bangunan teresebut karena pintu masuk yang tersamar dan berputar disegala sisi.
    Jalan masuk ke bangunan
Pintu merupakan jalan masuk yang paling utama kedalam bangunan yang menghubungkan ruang luar dan dalam bangunan. ada tiga macam pintu dalam bangunan yaitu :
    Pintu masuk yang rata mempertahankan kontinuitas permukaan dindingnya dan jika diinginkan dapat juga sengaja diuat tersamar.








    Pintu masuk yang menjorok ke luar membentuk sebuah ruang transisi, menunjukkan fungsinya sebagai pendekatan dan memberikan perlindungan di atasnya.









    Pintu masuk yang menjorok ke dalam juga memberikan perlindungan dan menerima sebagian ruang eksterior menjadi bagian dalam bangunan.









Pintu pada gedung olahraga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
    Lebar bukaan pintu minimal 1,10 m
    Jumlah lebar pintu dihitung atas dasar: mampu sebagai jalan ke luar untuk jumlah pengunjung GOR maksimal dalam waktu 3 menit, dengan perhitungan setiap lebar 55cm untuk 40 orang/menit
    Jarak pintu satu dengan lainnya maksimal 25 m
    Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 18 m
    Pintu harus membuka keluar, pintu dorong tidak boleh digunakan
    Bukaan pintu pada bidang arena tidak boleh mempunyai sisi atau sudut yang tajam dan harus dipasang rata dengan permukaan dinding atau lebih kedalam. (Sumber : SNI 03-3674-1994, tentang Tata Cara Perencanaan Tejnik Bangunan Gedung Olahraga)

    Tinjauan Terhadap Masted Structure
    Struktur dan Konstruksi
    Pengertian Struktur dan Konstruksi
Dalam suatu bangunan, struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam suatu ruang yang didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya ( Shodek, 1998:3).
Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban (Macdonald, 2001:1). Struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu konsep arsitektural (Snyder&Catanese,1989:359)
Sedangkan konstruksi adalah pembuatan atau rancang bangun serta penyusunannya bangunan. Ervianto, 2002: 9, menjelaskan bahwa konstruksi merupakan suatu kegiatan mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Dalam artian sederhananya struktur adalah susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari susunan-susunan, sehingga dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa konsruksi mencakup secara keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau detail dari tersebut adalah struktur.
Berdasarkan buku Sistem Bentuk Struktur Bangunan (Frick, 1998: 28), struktur dan konstruksi dibedakan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
    Fungsi konstruksi: mendayagunakan konstruksi dalam hubungannya dengan daya tahan, masa pakai terhadap gaya-gaya dan tuntutan fisik lainnya.
    Struktur: Menentukan aturan yang mendayagunakan hubungan antara konstruksi dan bentuk.
Struktur berpengaruh pada teknik dan estetika. Pada teknik, struktur berpengaruh pada kekukuhan gedung terhadap pengaruh luar maupun bebannya sendiri yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk atau robohnya bnagunan. Sedangkan estetika dilihat dari segi keindahan gedung secara intergral dan kualitas arsitektural.
    Definisi Struktur Bentang Lebar
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.
    Guna Dan Fungsi Bangunan Bentang Lebar.
Bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.
    Tingkat Kerumitan, Masalah Dan Teknik Pemecahan Masalah Dalam Bangunan Bentang Lebar, Dan Struktur Yang Digunakan Pada Bangunan Bentang Lebar
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa hal lain yang akan di bahas di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur bentang lebar dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (Frick, 1998)
Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:
    Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang
    Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
    Struktur Plan dan Grid
    Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jaring)
    Struktur Cangkang
Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:
    Struktur ruang, yang terdiri atas konstruksi bangunan petak (struktur rangka batang) dan struktur Rangka Ruang
    Struktur permukaan bidang, terdiri atas struktur lipatan, struktur cangkang, membran dan struktur membrane, dan struktur pneumatik
    Struktur Kabel dan jaringan
    Struktur Kabel
Struktur Kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dan sebagainya  yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan.
Prinsip konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman dahulu pada jembatan gantung, di mana gaya-gaya tarik digunakan tali. Contoh lainnya adalah tenda-tenda yang dipakai para musafir yang menempuh perjalanan jarak jauh lewat padang pasir. Setelah orang mengenal baja, maka baja digunakan sebagai gantungan pada jembatan. Pada taraf permulaan baja itu dapat berkarat. Pada zaman setengah abad sebelum sekarang, ditemukanlah baja dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat.
Struktur kabel dikembangkan dari kemampuan kabel menahan gaya tarik yang tinggi. Dengan menggunakan sistem tarik maka tidak diperlukan sistem penopang vertikal untuk elemen horisontalnya (lantai atau atap), sehingga daerah di bawah elemen horisontal (ruang) memiliki bentangan yang cukup besar.
Bangunan dengan aplikasi sistem struktur ini akan sangat mendukung untuk bangunan bentang luas berbentang lebar, seperti dome, stadion, dan lain-lain. Sistem yang dikembangkan pada struktur kabel antara lain:
    Struktur atap tarik dengan kolom penunjang
    Struktur kabel tunggal
    Struktur kabel ganda












    Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur
Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang menggunakan elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi perubahan besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular dimana beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.
    Sistem Stabilisasi
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada struktur kabel antara lain :
    Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai dan merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.
     Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).
    Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.
    Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage).
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
    Metoda prategang searah kabel (masted structure).
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.
    Keuntungan dan Kelemahan Struktur Kabel
Keuntungan struktur kabel :
    Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas
    Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
    Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter mengungguli semua sistem lain
    Memberikan efisiensi ruang lebih besar
    Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih yang baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko kehancuran
    Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
    Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Kelemahan struktur kabel antara lain pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan. (http://4.bp.blogspot.com/aL3RkG9dOrw/SnLd2fgnhI/AAAAAAAAAP4/Wv8yF6ttL20/s1600-h/Jack2.jpg. 2011)
    Masted structure
Masted structure atau yang dikenal denagan struktur bertiang merupakan bagian dari struktur kabel. Masted structure merupakan salah satu sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada struktur kabel. Konsep struktur bertiang bukan merupakan konsep struktur yang baru, namun struktur ini baru menjadi popular sebagai alat untuk menyediakan struktur ringan untuk penggunaan umum.
Struktur bertiang telah digunakan dalam pembangunan jembatan dan struktur tenda selama beberapa dekade baru-baru ini tetapi hanya sebagai sarana untuk menyediakan struktur ringan untuk penggunaan umum. Contohnya pembangunan sebuah gudang industri dengan struktur yang bertiang adalah Distribusi Fleetguard Pusat di Quimper, Brittany yang dirancang oleh Richard Rogers dan Mitra dengan Ove Arup pada tahun 1979. Di sini kolom baja diameter 355mm di grid 18 x 18m mendukung atap datar dari atas dengan batang ketegangan yang mengurangi rentang untuk 6m, sehingga mengurangi ukuran dan berat dari anggota struktural serta sebagian keseluruhan bangunan.















Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.






    Taksonomi Struktur bertiang
Jumlah, posisi dan hubungan dari elemen dasar dalam kaitannya dengan pola ruang
    tiang-tiang, kabel & tiang atap
    Unit spasial Seluler
    Geometris operasi

















    Contoh Penerapan Masted Structure Pada Bangunan









    Studi Kasus Terhadap Gedung Olahraga
Untuk bahan masukan untuk lebih mempermudah dalam proses penulisan, diambil data beberapa studi kasus tentang beberapa gedung olahraga indoor yang menerapkan masted structure maupun gedung – gedung non olahraga yang menggunakan masted structure di beberapa daerah maupun negara yang akan dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap gedung olahraga setempat, baik yang berskala internasional maupun nasional.
    Milwaukee Art Museum
Milwaukee Art Museum (MAM) terletak di Danau Michigan di Milwaukee, Wisconsin. Dimulai sekitar tahun 1872, beberapa organisasi didirikan untuk membawa sebuah galeri seni ke Milwaukee, sebagai kota pelabuhan yang berkembang dengan fasilitas sedikit atau tidak dalam melangsungkan pameran seni utama. Selama kurun waktu sedikitnya sembilan tahun, semua upaya untuk membangun sebuah galeri seni utama telah gagal.
Pada tahun 1881, pameran diadakan di Milwaukee Pameran Hall, yang merupakan tempat acara utama Milwaukee pada saat itu. Tak lama setelah tahun itu, Alexander Mitchell menyumbangkan seluruh koleksinya ke dalam membangun galeri seni permanen pertama Milwaukee dalam sejarah kota.
Galeri seni, Paviliun Quadracci, dirancang oleh arsitek Santiago Calatrava Spanyol. Jembatan Reiman, juga dirancang oleh Calatrava, menghubungkan ke paviliun dan menyediakan akses pejalan kaki dari dan ke pusat kota. Dengan pengecualian dari galeri pameran sementara, galeri yang terkandung di kedua gedung Saarinen dan tambahan 1975 dirancang oleh arsitek lokal David Kahler. Penambahan ini ditugaskan pada tahun 1969 untuk memberikan ruang bagi pameran lainnya dan sumbangan.
The MAM ini baru mendapatkan pengakuan internasional dengan pembangunan beton Quadracci Pavilion, yang dirancang oleh Santiago Calatrava (proyek pertamanya yang diselesaikan di Amerika Serikat), yang dibuka pada tanggal 4 Mei 2001. Paviliun direkayasa oleh perusahaan teknik Milwaukee. Struktur ini berisi, bergerak mirip sayap brise soleil yang membuka untuk lebar sayap 217 kaki di siang hari, melipat atas struktur, tinggi melengkung pada malam hari atau selama cuaca buruk.
Para soleil brise sejak itu telah menjadi simbol bagi kota Milwaukee. Selain galeri dikhususkan untuk pameran sementara, paviliun rumah toko museum dan restoran, Cafe Calatrava.
The Quadracci Pavilion adalah bangunan arsitektur postmodern, yang dirancang oleh arsitek Spanyol Santiago Calatrava pada tahun  1975. Calatrava terinspirasi oleh bangunan dramatis oleh Eero Saarinen topografi di kota "dan Lloyd Wright Prairie-gaya arsitektur Frank, awalnya mengusulkan tambahan kecil, dengan sebuah jembatan penyeberangan yang menghubungkan Museum ke pusat kota.
Awalnya  Paviliun direncanakan hanya berisi ruang publik,ruang resepsi, auditorium, kafe, dan parkir, ditambah 10.000 kaki persegi dari ruang yang fleksibel untuk pameran sementara. Calatrava kemudian berkata, "Saya punya klien yang benar-benar ingin dari saya arsitektur terbaik yang bisa saya lakukan,ambisi mereka adalah untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa bagi masyarakat mereka. Struktur menggabungkan kedua teknologi canggih dan keahlian dunia lama.







    Guthrie Pavillion
Guthrie Pavillion adalah sebuah bangunan 3 lantai dengan kantor-kantor pada satu sayap dan gedung perkumpulan golf di sayap lainnya. Kantor adalah tempat markas untuk Guthrie Pengembangan Properti Holding Sdn. Bhd (GPDH) [sebuah divisi dari Kumpulan Guthre Berhad].Bisnis perusahaan adalah semata-mata dalam pengembangan real estat. Bangunan ini dimaksudkan sebagai bangunan landmark dan menjadi gedung paling bergengsi yang tampak  dari jalan raya ketika pengunjung memasuki wilayah tersebut.
Bangunan ini terdiri dari 4 bagian utama yaitu:
    Kantor (sayap bagian barat) – merupakan  kantor cabang akomodasi Guthrie
    Gedung perkumpulan Golf (sayap timur) - Perumahan public sebuah Clubhouse Golf dengan ruang ganti, Pro-Shop dan stasiun Caddy di Lantai bawah. Kafetaria untuk para pemain golf, teras  dan Restoran yang memiliki pemandangan ke arah lapangan golf.
    Core-Menyokong layanan umum untuk kedua sayap seperti toilet, musholah, dan M & E pabrik, saluran-saluran dan anak tangga.
    Atap - adalah struktur independen, bertindak sebagai "payung" di atas gedung. Atap berfungsi sebagai perisai bangunan dari cahaya matahari, mengurangi silau dan beban AC . Sementara keberadaan  atap teras dapat digunakan menghadap ke lapangan golf di sebelah utara dan timur.
    Penghalang matahari  terletak di sepanjang timur dan barat fasade bangunan untuk mengurangi panas lagi. Bangunan ini dipenuhi kaca  untuk pandangan maksimum dan pencahayaan alami.
Sistem struktur pada bangunan ini adalah sebagai berikut:
    Paviliun di bawah kanopi memiliki rangka struktur beton bertulang dengan kaca dan infill panel.
    Struktur kanopi adalah pra-dikencangkan baja tiang-tiang kabel dan tiang pendukung sebuah bantal meningkat dan kanopi.
Tujuan utamanya adalah untuk membuat kehadiran fisik untuk lokalitas dan untuk menandai pentingnya sebagai tengara. Kanopi ini juga berfungsi sebagai atap kedua atas teras atap ke paviliun di bawah ini, menawarkan shading sekaligus mengurangi radiasi matahari dalam gedung, sehingga 66.283 kw / jam penghematan dalam konsumsi energi per tahun.
Sistem atap dibentuk oleh 2 udara meningkat bantal membran, yang terhubung pada perbatasan mereka untuk kerangka baja tubular. Bingkai didukung di pedalaman dengan kerangka baja.














Bantal dengan bentuk memanjang disebut bantal 1, sedangkan bentuk trapesium adalah bantal 2. Kedua bantal didukung dengan menggantung kabel menuju puncak tiga tiang baja berbentuk tabung dan dengan menekankan kabel vertikal ke tanah atau di beberapa tempat untuk bangunan. Bantal saling terhubung satu sama lain di empat tempat. Bagian antara 2 bantal ditutupi oleh tiga kerucut berbentuk single-layer struktur membran.











Geometri struktur meluas menjadi sekitar 110 meter panjang maksimal dan lebar maksimal 51 juta. Tinggi keseluruhan dari tiang-tiang adalah sekitar 40m. Tingkat bantal membran adalah sekitar 15 sampai 20 m di atas permukaan tanah. Atap mencakup total 2.700 sq.m.
Bahan strutur atap adalah baja struktural 43A Grade. Kabel spiral untai untai dan tali, galvanis berat, dengan lapisan GALFAN, sesuai dengan spesifikasi. Mereka mematuhi prosedur yang ditentukan Young Modulus prategang dalam proses manufaktur. Faktor kerugian untuk beban melanggar minimal tergantung pada jenis terminasi akhir dan 1.0 untuk terminal logam cair dituangkan dan 0,9 untuk penghentian akhir swaged.
Hanya kabel yang terbuat dari kawat dilapisi 'Galfan' digunakan. Setiap kawat kabel diperlakukan oleh ganda Dip Proses Galfan untuk memastikan perlindungan yang maksimal terhadap korosi. Kawat adalah pertama terus menerus panas dicelupkan ke dalam tindak seng dengan mandi kedua di 'Galfan'.
Selama proses pertama, kabel yang sangat galvanis dengan lapisan seng DIN 2078. Dalam proses kedua kabel yang dilapisi dengan lapisan 'Galfan' untuk ketebalan setara dengan 300 gram per meter persegi.

    Metalist Stadium, Kharkiv
Stadion Metalist Stadium di Ukraina terletak 5 km ke arah utara pusat kota Kharkiv dan berhadapan dengan stasiun kereta api dalam kota. Lapangan ini telah dimodernisasi melalui proses panjang menjelang Euro 2012, sementara itu Oleksandr Yaroslavsky, pemimpin proyek renovasi stadion, menyatakan stadion ini akan jauh lebih baik dibanding Stadion Emirates milik Arsenal.
Stadion Metalist ini diberi julukan 'The Spider Arena' karena didukung oleh atap dengan kaki yang banyak di sekeliling stadion. Stadion ini dibuka tahun 1926 dan direnovasi pada tahun 2009. Kapasitas resmi Metalist Stadium adalah 38.633 penonton dan kapasitas penonton terbanyak adalah 42.000 penonton.

















    Millenium Dome, Grenwich, London
Millenium Dome adalah sebuah ruang tertutup berdiameter 320 m dan menempati area seluas 80.000 m2. Bangunan ini merupakan struktur kain terluas di dunia, dirancang oleh Ian Liddell, seorang pelopor dalam desain struktur kain pada akhir 1990-an.
Sketsa desain










































Berikut adalah table resume studi kasus GOR dengan pendekatan aplikasi Masted Structure
ASPEK ARSITEKTURAL    BANGUNAN
    I    II    III    IV
Aktivitas yang diwadahi    Museum, ruang resepsi,auditorium, kafe    Kantor dan gedung perkumpulan, Perumahan public    Stadion sepak bola   
Konsep    Arsitektur Postmodern    Arsitektur Modern    Arsitektur Modern   
Penzoningan        Zona public, zona semi public, zona privat, dan zona service    Zona public, zona semi public, zona privat dan zonz service   
Organisasi ruang               
Sirkulasi               
Bentuk dan massa        Berbentuk trapesium    Kombinasi antara elips dan segi empat   
Tampilan    Menyerupai kapal layar           
Struktur        Struktur atap  dibentuk oleh 2 udara meningkat bantal membran, yang terhubung pada perbatasan mereka untuk kerangka baja tubular. Bingkai didukung di pedalaman dengan kerangka baja.
    Atap dengan kaki-kaki disekeliling bangunan   
Utilitas               


3 komentar:

  1. untuk suber ini apakah sudah benar?
    soalny saya search di google dgag ada bukunya..
    thx

    (Dasar-Dasar Perencanaan Arsitektur Volume 5 : hal 40)

    BalasHapus
  2. tolong sms ke nomer ini kalo sudah d balas 08562906597

    BalasHapus